Paul Pogba adalah salah satu gelandang paling berbakat di dunia. Ia memiliki fisik, teknik, dan visi bermain yang luar biasa. Ia pernah menjadi pemain termahal di dunia saat Manchester United membelinya dari Juventus dengan harga 105 juta euro pada 2016. Ia juga menjadi bagian dari timnas Prancis yang menjuarai Piala Dunia 2018.

Namun, karier Pogba tidak selalu mulus. Ia kerap diganggu cedera dan masalah non-teknis. Ia juga sering mendapat kritik pedas dari mantan pemain dan pengamat sepak bola. Salah satunya adalah Graeme Souness, yang menyebut Pogba sebagai pemain yang gampang emosi, malas, dan tidak punya sikap yang benar untuk menjadi seorang superstar.

Pada September tahun lalu, Pogba terbukti positif doping saat Juventus melawan Udinese. Ia saat itu sudah tidak bermain, hanya duduk di bangku cadangan. Pada Kamis (29/2/2024), Pengadilan Antidoping memutuskan menerima tuntutan jaksa FIGC dan memvonis Pogba skors selama empat tahun. Hukuman tersebut berpotensi mengancam kelanjutan karier Pogba, yang kini berusia 31 tahun.

Pogba membantah ia sengaja memakai doping. Ia mengaku sedih dan kecewa atas hukuman tersebut. Ia pun mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga. Ia berharap bisa membersihkan namanya dan kembali bermain sepak bola.

Pogba masih memiliki kontrak dengan Juventus hingga 2026. Namun, klub Italia tersebut dikabarkan siap mengakhiri kontraknya jika banding Pogba ditolak. Juventus tidak mau menanggung gaji Pogba yang mencapai 15 juta euro per tahun tanpa bisa memainkannya.

Pogba adalah contoh dari pemain yang memiliki bakat besar, tapi tidak bisa memaksimalkannya. Ia seharusnya bisa menjadi gelandang terbaik di dunia, tapi sayangnya ia sering kalah dengan emosi dan masalah lainnya. Apakah Pogba akan bisa bangkit dari keterpurukan ini, atau apakah ia akan menjadi pemain yang terlupakan?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini