Chelsea tengah menghadapi kemungkinan sanksi berat berupa pengurangan poin akibat pelanggaran aturan Financial Fair Play (FFP). Klub London Barat ini harus menyeimbangkan neraca keuangannya setelah periode belanja besar-besaran di bawah kepemimpinan pemilik baru, Todd Boehly. Diperkirakan Chelsea perlu mengumpulkan dana lebih dari 100 juta paun pada musim panas ini untuk mematuhi aturan FFP.

Sejak Boehly mengambil alih, Chelsea telah menghabiskan sekitar 1 miliar paun dalam tiga bursa transfer, namun tanpa peningkatan prestasi yang signifikan. Kegagalan finis di zona Eropa musim lalu menambah tekanan keuangan, mengingat pendapatan dari kompetisi Eropa yang tidak tercapai.

Untuk mengatasi defisit, Chelsea mungkin harus menjual beberapa pemain. Conor Gallagher, Romelu Lukaku, Ian Maatsen, Lewis Hall, dan Trevoh Chalobah adalah beberapa nama yang muncul dalam daftar jual. Namun, ada keraguan apakah penjualan pemain-pemain ini akan cukup untuk memenuhi kebutuhan keuangan klub.

Eks CEO Aston Villa dan Everton, Keith Wyness, menggambarkan situasi Chelsea sebagai "kekacauan" yang rumit untuk diatasi. Menurutnya, pemain-pemain dengan kontrak jangka panjang memiliki kekuatan tawar yang dapat membuat proses negosiasi menjadi sangat rumit.

Jika Chelsea tidak dapat menyelesaikan masalah keuangannya, pengurangan poin tampaknya akan menjadi kenyataan, dan sanksi tersebut bisa berdampak signifikan terhadap posisi klub di liga. Situasi ini menambah daftar tantangan yang dihadapi Chelsea, termasuk skandal pembayaran yang melibatkan pemilik sebelumnya, Roman Abramovich, yang juga sedang diselidiki.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini