Brasil, negara yang dikenal dengan sepak bola berkualitas tinggi, baru-baru ini dikejutkan dengan keputusan hukum yang melibatkan dua mantan bintang tim nasionalnya, Dani Alves dan Robinho. Keduanya telah divonis bersalah atas tindak pemerkosaan yang terjadi di masa lalu.

Dani Alves, yang pernah bermain untuk klub-klub besar seperti Barcelona dan Paris Saint-Germain, gagal membayar jaminan sebesar €1 juta untuk pembebasan bersyarat sementara menunggu hasil banding atas vonis pemerkosaannya. Akibatnya, ia harus menghabiskan akhir pekan di penjara. Sementara itu, Robinho, yang pernah berjaya bersama AC Milan dan Real Madrid, harus menjalani hukuman penjara selama sembilan tahun setelah Mahkamah Agung Brasil mengizinkan hukuman yang diterima di Italia untuk dilaksanakan di Brasil.

Presiden Federasi Sepak Bola Brasil, Ednaldo Rodrigues, menyatakan bahwa vonis ini menandai berakhirnya "salah satu babak paling jahat" dalam sejarah olahraga di negara tersebut. Rodrigues menekankan bahwa jersey kuning yang dikenakan oleh atlet-atlet Brasil di lapangan bukan sekadar seragam; mereka harus mempertahankan nilai dan perasaan seluruh negara yang mereka wakili.

Kasus ini juga menimbulkan reaksi keras dari komunitas sepak bola, termasuk tim nasional wanita Brasil. Mereka menyuarakan kekecewaan mereka terhadap komentar pelatih baru Brasil, Dorival Júnior, yang menyebut Robinho sebagai "orang yang fantastis" dalam konferensi pers di London.

Kejadian ini menjadi pengingat penting bahwa status sebagai atlet profesional tidak memberikan imunitas terhadap hukum dan tanggung jawab moral. Federasi Sepak Bola Brasil kini berkomitmen untuk mempromosikan partisipasi wanita dalam sepak bola, memerangi seksisme, dan mengembangkan olahraga tersebut sebagai bagian dari upaya mereka untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia Wanita 2027.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini