Philippe Troussier, yang dikenal dengan julukan ‘Dokter Penyihir Putih’, telah meninggalkan jejak yang tidak terhapuskan dalam sejarah sepak bola Vietnam. Meskipun masa jabatannya sebagai pelatih Timnas Vietnam hanya berlangsung singkat, Troussier telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan bakat-bakat muda di negara tersebut.

Selama masa kepelatihannya, Troussier mempercayakan para pemain muda dengan talenta luar biasa seperti Nguyen Thai Son dan Nguyen Dinh Bac. Kedua pemain ini telah menunjukkan potensi mereka di Piala Asia 2023, dengan Dinh Bac mencetak rekor sebagai pemain termuda dari Asia Tenggara yang berhasil mencetak gol di turnamen tersebut.

Keputusan Federasi Sepakbola Vietnam (VFF) untuk memecat Troussier mungkin didasari oleh hasil-hasil yang kurang memuaskan, termasuk kekalahan beruntun dari Indonesia dalam kualifikasi Piala Dunia 2026. Namun, ‘warisan’ yang ditinggalkan oleh Troussier berupa generasi pemain muda yang berpotensi ini akan terus menjadi fondasi bagi masa depan sepak bola Vietnam.

Troussier sendiri bukanlah sosok baru dalam dunia sepak bola. Sebelumnya, ia telah menorehkan prestasi di beberapa negara Afrika dan membawa Jepang memenangkan Piala Asia pada tahun 2000. Pengalaman dan taktiknya yang berkualitas telah membantu mengembangkan sepak bola di Vietnam, meskipun pada akhirnya ia harus mengakhiri masa jabatannya lebih cepat dari kontrak yang seharusnya berakhir pada tahun 2025.

Vietnam kini tengah mencari pelatih baru untuk melanjutkan perjalanan mereka di kancah internasional. Dengan ‘warisan’ yang ditinggalkan oleh Troussier, harapan tinggi terpatri pada generasi baru pemain yang akan membawa Timnas Vietnam ke puncak prestasi di masa depan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini