Pertandingan final Piala Super Turki antara Fenerbahçe dan Galatasaray berakhir dalam kekacauan setelah hanya 101 detik bermain, ketika pemain Fenerbahçe meninggalkan lapangan setelah kemasukan gol awal dari Galatasaray. Gol tersebut dicetak oleh Mauro Icardi dari Galatasaray pada menit pertama, yang kemudian menyebabkan Fenerbahçe, yang telah memutuskan untuk menurunkan tim U19 mereka sebagai bentuk protes terhadap perlakuan yang dianggap tidak adil oleh otoritas sepak bola Turki, memilih untuk berjalan keluar dari lapangan. Akibatnya, Galatasaray dinyatakan sebagai pemenang dengan skor 1-0.

Presiden Fenerbahçe, Yıldırım Ali Koç, menyebut kejadian ini sebagai "pemberontakan" dan mengungkapkan ketidakpuasan atas serangkaian ketidakadilan yang telah terjadi selama bertahun-tahun. Koç menyerukan "reset" untuk sepak bola Turki dan mengkritik penjadwalan Piala Super yang bertepatan sebelum pertandingan penting Fenerbahçe melawan Olympiakos di perempat final Liga Konferensi Eropa.

Keputusan Fenerbahçe untuk menurunkan tim U19 mereka dan tindakan mereka meninggalkan lapangan telah menimbulkan banyak diskusi dan kontroversi di dunia sepak bola. Kejadian ini tidak hanya mengejutkan para penggemar yang hadir tetapi juga menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan sepak bola Turki dan bagaimana konflik internal dapat mempengaruhi reputasi dan integritas olahraga tersebut.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini