Performa Marcus Rashford yang mengecewakan dalam pertandingan semifinal Piala FA antara Manchester United dan Coventry City telah menarik perhatian banyak pihak. Meskipun Manchester United berhasil unggul 3-0, mereka hampir kehilangan keunggulan tersebut ketika Coventry berhasil menyamakan kedudukan dalam waktu 20 menit. Pada akhirnya, Manchester United memenangkan pertandingan melalui adu penalti dan melaju ke final Piala FA.

Namun, penampilan Rashford yang jauh dari harapan menjadi sorotan utama. Dikritik oleh fans dan media, performanya yang kurang berdampak di lapangan bahkan membuat pemain Coventry merasa bersimpati terhadap fans Manchester United. Musim ini, Rashford hanya mencetak 8 gol dan 5 assist, sebuah penurunan yang signifikan dibandingkan dengan musim lalu di mana ia berhasil mengemas 30 gol.

Kritik yang dialamatkan kepada Rashford tidak hanya datang dari fans, tetapi juga dari manajer Erik Ten Hag yang beberapa kali memutuskan untuk mencadangkannya dalam pertandingan penting. Situasi ini telah membuat Rashford merasa jengah dan meminta agar kritik yang dianggapnya sebagai penghinaan untuk segera dihentikan.

Kasus ini menunjukkan betapa tekanan dan ekspektasi dapat mempengaruhi performa seorang pemain. Bagi Rashford, musim ini menjadi sebuah tantangan untuk kembali menemukan bentuk terbaiknya dan membuktikan bahwa ia masih memiliki kemampuan untuk berkontribusi bagi timnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini