Inter Miami terpaksa berbagi poin dengan New York City FC dengan skor 1-1 di laga Major League Soccer (MLS) di Yankee Stadium. Pelatih Inter Miami, Gerardo Martino, menuding wasit Jon Freemon sebagai biang keladi hasil imbang tersebut.

Sepanjang pertandingan, Freemon mengeluarkan 9 kartu kuning, lima untuk pemain Inter Miami dan empat untuk New York City FC. Martino khususnya mempersoalkan keputusan Freemon yang dianggap tidak memberikan penalti ketika bek Inter Miami Yannick Bright terjatuh di kotak penalti sebelum New York menyamakan kedudukan.

"Tim kami tidak kekurangan apa pun, tapi yang kurang dari laga ini adalah wasit yang bagus," ujar Martino.

"Kami bermain dengan baik. Kami seharusnya menang," tambahnya.

"Jika saja wasit memberikan pelanggaran usai Yannick Bright dijatuhkan, kami akan memenangi pertandingan dengan skor 1-0," tegas Martino.

Hasil imbang tersebut merupakan yang kedua secara beruntun bagi Inter Miami. Sebelumnya, klub yang diperkuat bintang Argentina Lionel Messi itu juga bermain imbang 2-2 melawan Atlanta United.

Keputusan kontroversial Freemon menuai reaksi beragam. Beberapa pihak menilai wasit tersebut terlalu ketat dalam memberikan kartu kuning, sementara pihak lain berpendapat bahwa ia hanya berusaha menjaga ketertiban pertandingan.

Kontroversi ini menambah daftar panjang insiden wasit yang dianggap merugikan atau menguntungkan dalam pertandingan sepak bola. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang kompetensi dan imparsialitas wasit, serta perlunya teknologi pendukung dalam dunia perwasitan.

Saat dunia sepak bola terus berkembang, penting untuk mencari cara untuk memastikan bahwa keputusan wasit adil dan dapat dipertanggungjawabkan. Teknologi seperti VAR (Video Assistant Referee) dapat membantu mengurangi kesalahan manusia dan meningkatkan kepercayaan terhadap wasit. Namun, pada akhirnya, manusialah yang membuat keputusan, dan mereka harus bertanggung jawab atas tindakan mereka.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini