Fenomena penambahan jumlah pertandingan di sejumlah kompetisi sepak bola profesional memicu kekhawatiran dan keluhan dari para pemain. Terbaru, format baru Liga Champions dan Piala Dunia Antarklub yang akan diterapkan musim depan membuat Rodri, gelandang Manchester City, mengungkapkan rasa prihatinnya.

"Pemain diperas habis-habisan," ungkap Rodri. "Belum lagi harus tampil membela tim nasional."

Kekhawatiran Rodri bukan tanpa alasan. Penambahan jumlah peserta Liga Champions menjadi 36 klub dan Piala Dunia Antarklub menjadi 32 tim akan semakin membebani jadwal pertandingan dan berpotensi mengurangi waktu istirahat para pemain.

Dukungan terhadap keprihatinan Rodri datang dari sejumlah pihak, termasuk kiper Real Madrid Thibaut Courtois dan pelatih Bayer Leverkusen Xabi Alonso.

"Saya memahami di mana Rodri berdiri," kata Alonso. "Para pemain merasa ada terlalu banyak pertandingan."

Alonso menekankan bahwa para pemain perlu didengarkan dan dilibatkan dalam pengambilan keputusan mengenai jadwal pertandingan. "Kita semua ingin sepak bola menjadi lebih baik, tetapi tidak dengan mengorbankan kesehatan dan kesejahteraan pemain," tegasnya.

Mogok main menjadi opsi terakhir yang dipertimbangkan oleh para pemain jika beban pertandingan tidak segera dikurangi. Hal ini mendapat dukungan dari Asosiasi Pesepakbola Profesional Internasional (FIFPro).

"Jika pemain merasa bahwa mereka diperas, mereka memiliki hak untuk memprotesnya," kata Presiden FIFPro David Aganzo. "Kami mendukung setiap pemain yang ingin mempertahankan haknya."

Beban pertandingan yang berlebihan tidak hanya berdampak pada fisik pemain, tetapi juga pada kesehatan mental mereka. Stres, kelelahan, dan risiko cedera meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah pertandingan.

Para pemangku kepentingan sepak bola, termasuk FIFA, UEFA, dan klub-klub, perlu mempertimbangkan kembali jadwal pertandingan yang saat ini berlaku. Kesehatan dan kesejahteraan para pemain harus menjadi prioritas utama dalam upaya menjaga keutuhan dan daya tarik sepak bola. Jika tidak, mogok main bisa menjadi kenyataan yang mengancam pergelaran kompetisi sepak bola di masa depan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini