Panitia Liga Indonesia Baru (PT LIB) memanggil manajemen dan panitia pelaksana pertandingan Persib Bandung menyusul kerusuhan suporter yang terjadi saat laga menjamu Persija Jakarta di Stadion si Jalak Harupat, Soreang, Bandung.
Insiden tersebut mendapat perhatian serius dari Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yang menyesalkan kejadian tersebut dan meminta PT LIB untuk mengusut tuntas. Menanggapi permintaan tersebut, PT LIB gerak cepat memanggil pihak terkait.
Menurut Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus, pemanggilan manajemen dan panpel Persib ini bertujuan menggali informasi dan fakta terkait pelaksanaan pertandingan hingga terjadinya insiden.
"Setelah mendapatkan informasi dan fakta yang detail dan menyeluruh, kami akan menyerahkannya ke PSSI untuk ditandaklanjuti sesuai aturan yang berlaku," ujar Ferry.
Selain itu, PT LIB juga telah menempatkan perwakilan yang disebut Venue Delegate pada setiap pertandingan BRI Liga 1 2022/23, termasuk laga Persib vs Persija. Perwakilan ini bertugas memastikan pelaksanaan pertandingan sesuai ketentuan.
"Kami juga akan meminta informasi detail dari Venue Delegate yang bertugas, serta informasi tambahan dari Match Commissioner," papar Ferry.
Kerusuhan suporter dalam pertandingan sepak bola merupakan masalah yang berulang terjadi di Indonesia. Insiden ini tidak hanya merugikan klub yang terlibat, tetapi juga merusak citra sepak bola nasional. Oleh karena itu, PT LIB dan PSSI perlu mengambil langkah tegas untuk mencegah terjadinya kejadian serupa di masa mendatang.
Pemerintah dan aparat keamanan juga memiliki peran penting dalam menjaga keamanan dan ketertiban selama pertandingan sepak bola. Penyelenggara pertandingan harus bekerja sama dengan pihak berwenang untuk memastikan bahwa pertandingan berlangsung aman dan nyaman bagi semua pihak.
Pencegahan kerusuhan suporter tidak hanya menjadi tanggung jawab satu pihak, tetapi melibatkan seluruh stakeholder sepak bola, mulai dari klub, panpel, pemain, hingga suporter itu sendiri. Pendidikan dan sosialisasi tentang sportivitas dan fair play menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan sepak bola yang sehat dan kondusif.
