Arsenal baru-baru ini menjadi sorotan karena taktik kontroversial mereka dalam pertandingan yang berakhir imbang 2-2 melawan Manchester City. Pertandingan ini diwarnai dengan kartu merah untuk pemain Arsenal, Leandro Trossard, yang memaksa tim asuhan Mikel Arteta bermain ultradefensif di babak kedua.

Para pemain Arsenal dituduh membuang-buang waktu dan menggunakan taktik "kotor" untuk mempertahankan keunggulan mereka. Mereka terlihat sengaja memperlambat permainan dengan berlama-lama saat bola mati atau berpura-pura cedera.

Namun, Arteta membela pendekatan timnya, dengan alasan bahwa mereka kekurangan jumlah pemain dan belajar dari kekalahan sebelumnya dari Manchester City.

"Kami harus memainkan pertandingan yang harus kami mainkan. 11 melawan 11, kami tidak bisa," kata Arteta. "Kami harus dilemparkan ke dalam konteks yang sangat berbeda. Semua tim melakukannya."

Arteta juga menunjuk pada kasus serupa ketika Manchester City bermain dengan 10 pemain selama 30 detik dan melakukan hal yang sama. Ia berpendapat bahwa sah bagi Arsenal untuk menggunakan taktik serupa dalam situasi yang tidak menguntungkan.

Taktik Arsenal ini menimbulkan perdebatan di kalangan penggemar dan pakar. Beberapa berpendapat bahwa Arsenal hanya menggunakan pengalaman dan kecerdasan mereka untuk melindungi keunggulan mereka, sementara yang lain menganggapnya sebagai taktik yang tidak sportif.

Terlepas dari argumen kedua belah pihak, taktik Arsenal menunjukkan bahwa tim-tim papan atas bersedia menggunakan cara apa pun yang diperlukan untuk meraih kemenangan atau menghindari kekalahan. Hal ini menggarisbawahi intensitas dan persaingan yang ketat di Liga Premier, di mana setiap poin sangat penting dalam perebutan gelar atau menghindari degradasi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini