Pengantar

Dua tahun telah berlalu sejak tragedi kelam yang menewaskan ratusan nyawa dalam pertandingan sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Malang. Tragedi ini mengundang reaksi internasional dan tuntutan reformasi sepak bola Indonesia. Namun, dua tahun kemudian, pertanyaan besar tetap menggantung: apa yang telah diperbaiki?

Kelalaian PSSI

Pasca tragedi, FIFA memberikan arahan jelas kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk memperbaiki tata kelola sepak bola, termasuk pengendalian suporter. Namun, nyatanya, perintah tersebut belum dilaksanakan secara maksimal. Hal ini terbukti dari kericuhan yang terus terjadi di pertandingan-pertandingan sepak bola Tanah Air.

Apung Widadi, Founder Save Our Soccer, menegaskan bahwa PSSI tidak boleh lalai dalam masalah ini. Ia menilai penegakan hukum yang tegas diperlukan untuk memberikan efek jera. Sebaliknya, PSSI hingga kini masih belum memberikan sanksi yang tegas kepada klub maupun suporter yang terlibat dalam kerusuhan.

Peran Suporter

Selain kelalaian PSSI, masalah suporter juga menjadi faktor yang berkontribusi pada tragedi Kanjuruhan dan kerusuhan lainnya. Tidak meratanya kapasitas penonton dan perbedaan etika menonton antara suporter klub dan suporter timnas perlu menjadi perhatian khusus.

Suporter klub, yang sebagian besar terdiri dari anak-anak dan remaja, seringkali belum memiliki pemahaman yang baik tentang tata cara menonton sepak bola yang aman dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, perlu ada edukasi dan pembinaan berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran suporter.

Solusi

Untuk mencegah tragedi serupa terulang, beberapa solusi perlu dilakukan. Pertama, PSSI harus lebih tegas dalam menegakkan peraturan dan memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang melanggar. Kedua, perlu ada edukasi dan pembinaan berkelanjutan bagi suporter untuk menumbuhkan sikap sportif dan bertanggung jawab.

Selain itu, kapasitas penonton perlu diatur sesuai dengan standar keamanan. Penggunaan teknologi seperti CCTV dan sistem tiket elektronik juga dapat membantu mencegah kericuhan dan memudahkan identifikasi pelanggar. Yang tidak kalah penting, media massa memiliki peran besar dalam memberikan informasi yang benar dan tidak provokatif.

Penutup

Dua tahun berlalu sejak tragedi Kanjuruhan, sepak bola Indonesia masih diliputi oleh masalah-masalah mendasar. Kelalaian PSSI dan sikap tidak dewasa suporter terus menjadi penghalang bagi kemajuan sepak bola Tanah Air. Jika tidak ada langkah nyata untuk mengatasi masalah ini, tragedi serupa sangat mungkin terjadi kembali.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini