AC Milan mengawali Liga Champions musim ini dengan dua kekalahan beruntun, membuat mereka terpuruk di dasar klasemen. Kekalahan kandang dari Liverpool dan kekalahan tandang dari Bayer Leverkusen membuat Rossoneri belum meraih satu poin pun.

Format baru Liga Champions yang mengharuskan setiap tim memainkan delapan pertandingan di babak penyisihan grup memberikan tantangan besar bagi Milan. Kini, mereka berada di ambang tersingkir jika tidak segera bangkit.

Pada pertandingan pertama, Milan tampil buruk saat menghadapi Liverpool. Mereka hanya mampu melepaskan dua tembakan ke gawang, jauh di bawah Liverpool yang melakukan 11 percobaan. Alhasil, Milan pun takluk 1-3 di hadapan publik sendiri.

Meski tampil lebih baik saat melawan Leverkusen dengan melakukan lima tembakan ke gawang, Milan tetap gagal meraih hasil positif. Gol tunggal Moussa Diaby pada menit ke-53 menjadi penentu kemenangan bagi tim Bundesliga tersebut.

Dengan hasil ini, Milan berada di peringkat ke-29 dari 36 peserta Liga Champions. Posisi ini menempatkan mereka di ambang kegagalan lolos ke babak 16 besar.

Untuk lolos langsung ke babak 16 besar, Milan harus finis di delapan besar pada klasemen akhir babak penyisihan grup. Namun, dengan performa saat ini, hal tersebut tampak sulit terwujud.

Partai berikutnya melawan Club Brugge pada 22 Oktober mendatang menjadi kesempatan bagi Milan untuk bangkit. Namun, Brugge juga bukan lawan yang mudah, mengingat mereka telah meraih satu kemenangan dan satu seri dari dua laga awal.

Masa depan Milan di Liga Champions kini berada di tangan Christian Pulisic, yang baru didatangkan dari Chelsea pada bursa transfer musim panas lalu. Winger asal Amerika Serikat tersebut diharapkan menjadi pembeda dan membawa Milan meraih kemenangan-kemenangan penting.

Akankah Pulisic dan Milan mampu membalikkan keadaan dan lolos ke babak 16 besar? Pertandingan-pertandingan berikutnya akan menjadi ujian yang berat bagi Rossoneri.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini