Skuad Chelsea yang bertabur pemain bintang memberikan keunggulan tersendiri dalam hal rotasi pemain. Meski berganti-ganti susunan, penampilan impresif The Blues tetap terjaga. Namun, sang manajer Enzo Maresca menentang label "Tim A" dan "Tim B".

Dalam ajang Liga Inggris, Carabao Cup, dan UEFA Conference League, Maresca telah membuktikan kapasitasnya meramu skuad yang beragam. Pemain-pemain muda potensial seperti Cole Palmer dan Nicolas Jackson mendapat kesempatan bermain, meski tak selalu menjadi pilihan utama.

Namun, Maresca menolak anggapan adanya hierarki dalam timnya. Ia menekankan bahwa semua pemain adalah bagian dari satu kesatuan. "Kami tidak punya dua tim, semua ini satu tim," tegas Maresca.

Rotasi yang dilakukan Maresca bukan sekadar strategi teknis. Ia juga ingin menghindari perpecahan dalam tim. "Yang terpenting adalah rotasi, serta identitas tim tetap terjaga," imbuhnya.

Setiap pemain Chelsea yang tidak masuk skuad di suatu pertandingan, tetap wajib menghadiri laga di Stamford Bridge. Langkah ini bertujuan menjaga kekompakan dan rasa kekeluargaan antar pemain.

Maresca memahami potensi setiap anak asuhnya. Ia meminta kesabaran dari pemain yang jarang mendapat kesempatan bermain. "Rotasi adalah keniscayaan. Mereka yang bermain dari bangku cadangan, harus memberikan 100 persen berapa pun menit yang tersisa," ujarnya.

Penandatanganan Christopher Nkunku musim panas lalu sempat menimbulkan pertanyaan terkait dominasi di lini depan. Namun, Maresca mampu mengakomodir kehadiran pemain Prancis tersebut bersama Nicolas Jackson. Keduanya bergantian mengisi posisi penyerang, tergantung lawan dan strategi yang diusung.

Keberhasilan Maresca mengelola rotasi pemain telah membawa kesuksesan bagi Chelsea. The Blues belum terkalahkan dalam lima laga terakhir di berbagai ajang. Performa apik ini membuktikan bahwa kedalaman skuad yang mumpuni, diimbangi dengan manajemen pemain yang tepat, dapat menjadi kunci sukses sebuah tim.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini