Wasit asal Oman, Ahmed Al Kaf, menjadi perbincangan hangat di Indonesia usai memimpin laga Timnas Indonesia kontra Bahrain pada lanjutan Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Keputusan kontroversialnya dianggap merugikan Indonesia yang terpaksa menahan imbang Bahrain 2-2.
Penunjukkan Al Kaf sempat dipertanyakan mengingat Oman dan Bahrain berada dalam federasi sepakbola yang sama, yaitu West Asian Football Federation (WAFF). Namun, Federasi Sepakbola Asia (AFC) mengizinkan penunjukkan tersebut karena hanya wasit yang berasal dari negara atau grup yang sama yang dilarang memimpin.
Kekhawatiran terkait Al Kaf semakin menguat karena kecenderungannya yang mudah mengeluarkan kartu kuning. Statistik mencatat, ia rata-rata mengeluarkan lima kartu kuning per pertandingan. Dalam 114 pertandingan yang dipimpinnya, ia telah mengeluarkan 343 kartu kuning dan 10 kartu merah.
Dalam laga melawan Bahrain, Al Kaf kembali mengeluarkan tiga kartu kuning, satu untuk Bahrain dan dua untuk Indonesia. Ia juga dinilai terlalu banyak memberi pelanggaran kepada Indonesia, sebanyak 27 kali. Salah satu pelanggaran berujung free kick yang menyebabkan Bahrain unggul di babak pertama.
Kontroversi memuncak pada masa injury time, saat Indonesia mempertahankan keunggulan 2-1. Seharusnya laga berakhir setelah enam menit injury time, namun Al Kaf membiarkan laga berlanjut hingga tiga menit ekstra. Hal ini berujung pada gol Mohamed Marhoon yang menyamakan kedudukan 2-2.
Keputusan tersebut memicu protes keras dari pemain Indonesia, terutama manajer tim Sumardji yang berujung pada kartu merah. PSSI pun tak tinggal diam dan mengirimkan surat protes kepada AFC terkait kinerja Al Kaf.
Kejadian ini menjadi sorotan publik Indonesia dan memunculkan pertanyaan mengenai ketidaknetralan wasit dalam pertandingan penting. Penggemar sepakbola Indonesia berharap AFC dapat menindaklanjuti protes PSSI dan mengambil tindakan tegas untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.
