Murcia, Spanyol – Bintang muda Spanyol, Lamine Yamal, menjadi sasaran permainan kasar lawan saat menghadapi Denmark di UEFA Nations League. Pelatih Spanyol, Luis de la Fuente, menilai bahwa Yamal harus terbiasa dengan perlakuan tersebut.

Laga yang berlangsung di Estadio Enrique Roca de Murcia itu berakhir dengan kemenangan Spanyol 1-0. Yamal, yang masih berusia 17 tahun, beberapa kali menjadi target tekel keras pemain Denmark.

Setelah pertandingan, Yamal terlihat sedikit pincang saat kembali ke bus tim. De la Fuente mengecam permainan kasar lawan, tetapi juga menekankan bahwa Yamal perlu beradaptasi dengan gaya bermain yang keras.

"Wasit perlu melindungi pemain, terutama pemain muda dengan bakat seperti Yamal," kata De la Fuente, dikutip dari ESPN. "Namun, Yamal juga harus terbiasa dengan permainan fisik."

"Olahraga ini memang seperti itu. Lawan akan menggunakan segala cara yang dibolehkan untuk meraih kemenangan," lanjut De la Fuente.

Meski menghadapi permainan kasar, Yamal tetap menunjukkan performa yang memukau. Dia memberikan kontribusi signifikan dari sisi kanan penyerangan Spanyol.

De la Fuente memuji sikap tangguh Yamal. "Dia menunjukkan sikap yang luar biasa. Dia adalah bakat yang spesial," kata De la Fuente.

Permainan kasar dalam sepak bola memang menjadi perdebatan yang cukup hangat. Di satu sisi, para pendukung berpendapat bahwa permainan fisik menambah ketegangan dan keseruan dalam sebuah pertandingan.

Namun, di sisi lain, ada pula yang mengkhawatirkan risiko cedera yang dapat ditimbulkan oleh permainan kasar. Terutama bagi pemain muda yang masih dalam tahap perkembangan fisik.

Kasus Lamine Yamal menjadi pengingat penting bahwa pemain muda perlu dilindungi dari permainan kasar yang berlebihan. Namun, mereka juga perlu belajar beradaptasi dengan kerasnya dunia sepak bola profesional.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini