Pemutusan hubungan Manchester United dengan Sir Alex Ferguson sebagai duta global telah memicu perdebatan sengit di kalangan penggemar. Keputusan kontroversial ini meninggalkan pertanyaan: apakah langkah berani atau bumerang bagi klub?

Sejumlah pendukung, seperti mantan pemain Rio Ferdinand, melihat pemecatan tersebut sebagai tanda tekad pemilik baru untuk mereformasi klub. Mereka percaya bahwa hal ini menunjukkan bahwa tidak ada yang kebal dari perubahan, bahkan figur ikonik seperti Ferguson. Ferdinand menyebut pemecatan tersebut sebagai "pesan" bahwa INEOS, pemilik baru MU, "tidak main-main" dengan tekadnya untuk merombak klub.

Namun, kelompok lain, termasuk legenda klub Eric Cantona, mengecam keputusan tersebut sebagai "skandal" dan "tidak adanya rasa hormat". Cantona berpendapat bahwa Ferguson seharusnya diberi kebebasan untuk melakukan apa pun yang diinginkannya di klub hingga akhir hayatnya. Dia menyatakan kemarahannya, berkata, "Itu memalukan… Saya akan memasukkan mereka semua (para petinggi klub) ke kantong besar berisi kotoran."

Terlepas dari reaksi beragam dari penggemar, Manchester United telah membela keputusannya untuk memberhentikan Ferguson. Klub menyatakan bahwa langkah tersebut merupakan bagian dari langkah penghematan biaya yang lebih luas, yang telah menyebabkan PHK 250 karyawan.

Penting untuk dicatat bahwa Ferguson masih akan tetap menjadi direktur non-eksekutif di United, menunjukkan bahwa klub masih menghargai kontribusinya di masa lalu. Namun, pemecatannya sebagai duta global menimbulkan pertanyaan tentang masa depan mantan manajer legendaris ini dalam klub.

Hanya waktu yang akan membuktikan apakah pemecatan Ferguson akan berdampak positif atau negatif bagi Manchester United. Keputusan kontroversial ini menyoroti perpecahan dalam basis penggemar dan tantangan yang dihadapi pemilik baru saat mereka mencoba merevitalisasi klub yang tengah berjuang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini