Inter Milan menjadi salah satu tim paling menonjol di Eropa musim ini. Mereka memimpin klasemen Serie A dengan selisih 12 poin dari rival terdekatnya, Juventus, dan masih berpeluang untuk melaju ke perempat final Liga Champions usai mengalahkan Atletico Madrid di leg pertama babak 16 besar. Namun, di balik kesuksesan mereka saat ini, ada sebuah luka yang masih membekas di hati para pemain, pelatih, dan fans Inter: kekalahan di final Liga Champions musim lalu.

Pada 11 Juni 2023, Inter Milan harus mengakui keunggulan Manchester City dengan skor tipis 0-1 di Stadion Ataturk, Turki. Gol tunggal Rodri pada menit ke-68 menjadi pembeda antara kedua tim yang sama-sama bermain atraktif dan menyerang. Inter pun gagal meraih gelar Liga Champions untuk pertama kalinya sejak 2009, dan harus puas menjadi runner-up untuk ketiga kalinya dalam sejarah klub.

Kekalahan tersebut tentu saja sangat menyakitkan bagi Inter, yang sebelumnya berhasil menjuarai Serie A untuk pertama kalinya dalam 11 tahun, dan mengakhiri dominasi Juventus yang berlangsung selama sembilan musim berturut-turut. Inter juga tampil impresif di Liga Champions, dengan menyingkirkan tim-tim kuat seperti Real Madrid, Bayern Munich, dan Paris Saint-Germain di babak-babak sebelumnya.

Namun, bukannya larut dalam kesedihan, Inter justru menggunakan kekalahan tersebut sebagai motivasi untuk bangkit dan tampil lebih baik lagi musim ini. Para pemain, pelatih, dan manajemen Inter sepakat untuk tidak menyerah dan berusaha untuk kembali ke final Liga Champions, serta mempertahankan gelar Serie A yang sudah mereka raih.

Salah satu pemain yang mengungkapkan hal ini adalah bek Inter, Alessandro Bastoni, yang mengatakan bahwa final di Istanbul membuat timnya lebih percaya diri, solid, dan berkeinginan untuk melaju ke sana lagi. "Kami sudah pernah bilang, final di Istanbul membuat kami lebih percaya diri, solid, dan keinginan untuk melaju ke sana lagi. Kami senang bekerja keras bersama dan mencapai misi itu bersama-sama," ujar Bastoni kepada DAZN.

Bastoni juga menambahkan bahwa Inter sudah lebih matang dan siap untuk menghadapi tantangan yang lebih besar, karena banyak dari mereka yang sudah berpengalaman di level tertinggi. "Kami memulai perjalanan ini beberapa tahun lalu, banyak dari kami sudah lebih dewasa karena memang lima tahun lalu, kami belum siap jika diberi beberapa target. Kami tahu betapa pentingnya kesolidan tim sebagai kekuatan. Kami banyak kalah musim lalu, jadi kemenangan ini untuk pelatih, para pemain, dan semua yang tetap solid di saat-saat sulit," kata Bastoni.

Pelatih Inter, Simone Inzaghi, juga mengakui bahwa kekalahan di final Liga Champions menjadi titik balik bagi timnya untuk berubah menjadi lebih menyerang dan mendominasi. Inzaghi, yang menggantikan Antonio Conte yang mundur setelah final Liga Champions, mengatakan bahwa ia ingin melanjutkan apa yang sudah dibangun oleh pendahulunya, dengan menambahkan sentuhan pribadinya.

"Saya harus bilang bahwa Inzaghi sangat berpendidikan dan dihormati. Dia terbiasa bergantung pada kesalahan lawan, sementara sekarang dia menciptakan sepakbola, Inter terbiasa bertahan setelah unggul, tapi sekarang mereka terus menyerang. Itu artinya target mereka untuk mendominasi," kata Arrigo Sacchi, mantan pelatih Milan, yang menilai perkembangan Inter musim ini.

Inter memang tampil lebih produktif dan efisien di depan gawang musim ini. Mereka sudah mencetak 67 gol di Serie A, tertinggi di Eropa, dan hanya kebobolan 12 gol, terbaik di lima besar liga top Eropa. Mereka juga memenangi 11 pertandingan terakhirnya di semua kompetisi, dan delapan pertandingan kandang terakhirnya di Serie A. Ini adalah catatan terbaik yang pernah mereka capai dalam sejarah klub.

Inter juga tidak mau menyerah begitu saja di Liga Champions. Meski harus berhadapan dengan Atletico Madrid, juara La Liga musim lalu, di babak 16 besar, Inter berhasil menang 1-0 di leg pertama di Wanda Metropolitano, berkat gol Lautaro Martinez. Inter pun berharap bisa mempertahankan keunggulan tersebut di leg kedua di Giuseppe Meazza, dan melangkah ke perempat final untuk kedua kalinya berturut-turut.

Dengan performa yang sedang apik, Inter Milan berambisi untuk mengulang prestasi yang pernah mereka raih pada 2009/2010, ketika mereka berhasil meraih treble winners, yaitu menjuarai Serie A, Coppa Italia, dan Liga Champions. Namun, mereka juga sadar bahwa jalan menuju mimpi tersebut masih panjang dan berliku, dan mereka harus tetap fokus dan kerja keras di setiap pertandingan.

Inter Milan telah membuktikan bahwa kekalahan di final Liga Champions bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari sesuatu yang lebih besar. Mereka telah bertransformasi dari tim yang terluka menjadi tim yang dominan, dan siap untuk mengukir sejarah baru di dunia sepakbola. Inter Milan adalah tim yang dibakar oleh api Istanbul, dan kini menjadi api yang membakar lawan-lawannya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini