Dalam pertandingan Derby della Madoninna yang sengit, AC Milan berhasil meraih kemenangan mengejutkan atas Inter Milan dengan skor 1-0. Strategi rotasi yang dilakukan oleh pelatih Paulo Fonseca menjadi kunci kesuksesan Rossoneri.

Fonseca menurunkan susunan pemain yang tak biasa, dengan menempatkan Alvaro Morata sebagai bek tengah dan Tammy Abraham sebagai ujung tombak. Pergeseran posisi ini terbukti efektif, memberikan Milan keseimbangan yang lebih baik di lini belakang dan serangan.

Fonseca juga mengubah posisi Tijjani Reijnders dari gelandang serang menjadi jangkar di lini tengah. Dengan kemampuannya dalam menguasai bola dan mengatur tempo permainan, Reijnders menjadi penghubung penting antara lini depan dan belakang.

Meski melakukan perubahan pada pemain dan posisi, Fonseca menegaskan bahwa struktur tim secara keseluruhan tetap sama. "Kami hanya melakukan penyesuaian kecil," ujarnya. "Para pemainnya yang berbeda, tetapi struktur timnya sama."

Rotasi yang dilakukan Fonseca berdampak positif pada permainan Milan. Morata memberikan perlindungan tambahan di lini belakang, sementara Abraham memberikan ancaman yang konstan di lini depan. Reijnders juga tampil mengesankan, menjadi pengatur serangan dan bertahan.

Kemenangan ini menjadi bukti bahwa rotasi pemain dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan performa tim. Dengan melakukan perubahan yang tepat pada posisi dan pemain, pelatih dapat menyesuaikan taktiknya dengan kekuatan dan kelemahan lawan, sehingga dapat memperoleh hasil yang optimal.

Dengan kemenangan ini, Milan mengakhiri rentetan hasil buruk mereka dan bangkit kembali dalam perburuan gelar. Strategi rotasi Fonseca telah terbukti menjadi langkah tepat, dan Rossoneri berharap dapat mempertahankan momentum ini di pertandingan-pertandingan berikutnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini