Erling Haaland kembali menjadi bahan pembicaraan usai melakukan aksi kontroversial saat pertandingan Manchester City melawan Arsenal. Usai mencetak gol penyeimbang di menit-menit akhir, Haaland terlihat melempar bola ke arah kepala bek Arsenal, Gabriel Magalhaes.

Insiden ini terjadi setelah John Stones berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Haaland langsung mengambil bola dan melemparkannya ke arah Magalhaes yang membelakangi lawan dan sedang menutup wajah dengan kaus. Wasit yang memimpin pertandingan, Anthony Taylor, luput melihat kejadian tersebut dan tidak memberikan hukuman kepada Haaland.

Aksi Haaland ini menuai kecaman dari penggemar Arsenal yang geram dengan perilaku bintang Norwegia itu. Di media sosial, banyak yang mengecam tindakan Haaland dan menganggapnya tidak pantas dilakukan.

"Haaland mungkin striker terbaik di dunia, tapi dia bukan seorang pria," cuit seorang penggemar Arsenal di media sosial.

"Gabriel Magalhaes benar-benar membuat Haaland frustrasi malam ini," timpal fans lainnya.

Ketegangan antara Haaland dan Magalhaes pun berlanjut setelah kejadian tersebut. Tak lama setelah peluit kick-off dibunyikan kembali, Haaland menabrak Thomas Partey hingga jatuh. Aksi ini memancing emosi Magalhaes yang langsung menghampiri Haaland dan saling beradu argumen.

Perseteruan Haaland dan Magalhaes tidak berhenti sampai di situ. Setelah pertandingan, Haaland terlibat perdebatan sengit dengan striker Arsenal dan mantan pemain Manchester City, Gabriel Jesus.

Insiden ini menjadi catatan buruk bagi Haaland yang selama ini dikenal sebagai pemain yang sopan dan profesional. Tindakannya melempar bola ke kepala lawan jelas bertentangan dengan nilai-nilai sportivitas yang seharusnya dijunjung tinggi dalam sepak bola.

Pihak Manchester City sendiri belum memberikan komentar resmi terkait insiden tersebut. Namun, bisa dipastikan bahwa Haaland akan mendapat teguran dari klub atas aksinya yang tidak terpuji.

Meski berhasil mencetak gol penting yang menyelamatkan Manchester City dari kekalahan, Haaland jelas harus belajar mengontrol emosinya di lapangan. Jika tidak, insiden serupa bisa kembali terulang di masa mendatang dan merugikan timnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini