Di tengah hiruk pikuk pertandingan sengit antara Porto dan Manchester United, pergantian mengejutkan Marcus Rashford menyita perhatian. Meski menjadi aktor penting di balik gol dan assist Setan Merah, Erik ten Hag menarik keluar pemain andalannya di babak kedua. Keputusan ini bukan didasari cedera, melainkan strategi cerdas sang pelatih.
Ten Hag menjelaskan kepada media bahwa rotasi pemain adalah kunci rotasi pemain guna menjaga kebugaran fisik skuad menjelang laga krusial melawan Aston Villa di Premier League.
"Kami harus melakukan rotasi. Garnacho tidak menjadi starter, tetapi dia bermain bagus, tidak hanya pada pertandingan ini, tetapi sepanjang musim," ujar Ten Hag.
Perjalanan tandang ke markas Villa mengharuskan United untuk merotasi pemain agar tetap bugar. Dengan memanfaatkan keunggulan waktu pemulihan satu hari dari lawan, Ten Hag mengistirahatkan Rashford untuk mempersiapkannya menghadapi laga berat di akhir pekan.
Keputusan Ten Hag didasari oleh visi jangka panjangnya untuk meraih gelar. Dengan menjaga skuad tetap fit dan bugar, United dapat mempertahankan performa tinggi di semua kompetisi.
Pergantian Rashford juga memberikan kesempatan kepada Alejandro Garnacho, pemain muda berbakat yang menunjukkan potensi besar. Kehadiran Garnacho di lapangan memberi MU opsi menyerang yang lebih variatif, sekaligus mengasah kemampuannya menghadapi lawan yang tangguh.
Strategi rotasi Ten Hag bukan sekadar keputusan sesaat. Ini adalah bagian dari rencana besar untuk membangun tim yang kuat dan konsisten. Dengan menjaga kebugaran pemain dan memaksimalkan potensi setiap anggota skuad, United memiliki kesempatan besar untuk meraih kejayaan di musim ini.
Keputusan untuk mengganti Rashford menjadi bukti bahwa Ten Hag bukan hanya pelatih yang unggul dalam hal taktik, tetapi juga seorang pemimpin yang visioner. Dengan perencanaan matang dan perhatian terhadap detail, ia mengoptimalkan kemampuan timnya dan meningkatkan peluang United untuk meraih prestasi terbaik.
