Dalam laga babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Indonesia harus mengakui keunggulan China pada Selasa (15/10/2024). Kekalahan 1-2 di markas lawan menjadi pukulan telak bagi skuat "Garuda", yang sebelumnya digadang-gadang bakal tampil impresif.

Yang lebih mengejutkan, kemenangan China diraih dengan skuat yang memiliki nilai pasar jauh lebih rendah dibandingkan Indonesia. Menurut data Transfermarkt, nilai pasar skuad Indonesia mencapai Rp 445,40 miliar, sementara China hanya berjumlah Rp 178,60 miliar.

Perbedaan mencolok ini menimbulkan pertanyaan tentang faktor-faktor yang menyebabkan kejutan tersebut. Ada beberapa aspek yang mungkin telah berkontribusi:

  • Ketidakstabilan Tim:
    Indonesia sempat menunjukkan performa yang menjanjikan pada babak kedua Kualifikasi Piala Dunia. Namun, perombakan besar-besaran pada skuat justru mengganggu stabilitas tim. Absennya beberapa pemain kunci juga berpengaruh pada kekompakan dan kesiapan skuad besutan Shin Tae-yong.

  • Faktor Adaptasi:
    Laga tandang di Qingdao menjadi tantangan berat bagi Indonesia. Perbedaan cuaca dan kondisi lapangan dapat memengaruhi performa pemain. China, sebaliknya, lebih terbiasa dengan kondisi tersebut dan mampu memanfaatkan kesulitan lawan.

  • Mentalitas Tim:
    Aspek mentalitas juga tidak bisa diabaikan. Tekanan untuk meraih kemenangan mungkin telah membuat para pemain Indonesia bermain kaku dan kurang percaya diri. Sementara itu, China tampil lebih lepas dan mengandalkan determinasi yang tinggi.

Kekalahan ini menjadi tamparan keras bagi Indonesia yang bermimpi tampil di Piala Dunia. Tim Garuda masih memiliki jalan panjang untuk meningkatkan performa dan bersaing dengan negara-negara kuat di Asia. Sementara itu, kemenangan China menunjukkan bahwa nilai pasar bukanlah satu-satunya faktor penentu kemenangan. Faktor-faktor seperti stabilitas, adaptasi, dan mentalitas terbukti sama pentingnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini