Timnas Bahrain baru saja melakukan langkah mengejutkan dengan menolak bertanding di kandang Indonesia untuk kualifikasi Piala Dunia 2026. Keputusan ini menguak kembali luka lama Indonesia yang pernah mengalami sanksi FIFA karena menolak bermain di Israel.

Alasan keamanan menjadi faktor utama Bahrain menolak datang ke Indonesia. Mereka khawatir dengan keselamatan tim setelah mendapat serangan siber dari para penggemar Indonesia di dunia maya. Cacian dan hujatan yang diterima Bahrain pasca hasil imbang 2-2 pada pertemuan sebelumnya membuat mereka merasa terancam.

"Kami mengutamakan keselamatan anggota tim nasional kami. Ancaman dan fitnah yang kami terima berdampak pada keselamatan mereka saat bertanding di Indonesia," demikian pernyataan resmi Bahrain.

Penolakan Bahrain ini mengingatkan kembali pada kasus serupa yang dialami Indonesia pada 2012. Saat itu, Indonesia menolak bermain melawan Israel di kualifikasi Piala Dunia 2014 karena alasan politik. Keputusan tersebut berujung pada sanksi dari FIFA, di mana Indonesia dilarang tampil di dua ajang internasional, Piala AFF 2012 dan Piala Asia 2015.

Sanksi FIFA ini memberikan pelajaran berharga bagi Indonesia. Dunia sepak bola internasional memandang serius masalah keamanan dan keadilan olahraga. Penolakan bermain di kandang sendiri dapat memicu konsekuensi yang merugikan, baik bagi tim maupun negara.

Menanggapi penolakan Bahrain, PSSI menyatakan akan menjamin keamanan setiap tim nasional yang bertanding di Indonesia. Anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga, menegaskan bahwa Indonesia adalah bangsa yang ramah dan menghargai tamu.

Namun, pernyataan PSSI tersebut perlu dibuktikan dengan tindakan nyata. Indonesia harus meningkatkan sistem keamanan stadion dan menciptakan suasana yang kondusif bagi tim tamu. Serangan siber dan tindakan tidak sportif dari penggemar harus segera diatasi agar tidak merusak citra Indonesia di mata dunia internasional.

Kasus penolakan Bahrain menjadi pengingat bahwa Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah dalam membangun budaya sepak bola yang sehat dan menjunjung tinggi nilai-nilai olahraga. Keamanan dan keadilan harus menjadi prioritas utama agar Indonesia dapat menjadi tuan rumah yang layak di kancah sepak bola internasional.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini