Paul Pogba mengungkapkan bahwa dirinya nyaris bergabung dengan Manchester City pada 2021 lalu. Namun, serangkaian masalah di luar lapangan membuat kepindahannya urung terlaksana.
Pogba menjalani periode keduanya di Manchester United pada 2016-2022. Awalnya, dia menunjukkan performa menjanjikan di beberapa musim pertama. Namun, kariernya menurun drastis karena perselisihan dengan Jose Mourinho, badai cedera, dan pergantian manajer.
Pada musim panas 2022, Pogba akhirnya meninggalkan MU dan bergabung dengan Juventus dengan status bebas transfer. Sayangnya, kariernya di Turin tidak membaik. Dia justru tersandung kasus doping dan diskors pada musim lalu.
Bersama Juventus, Pogba baru tampil dalam 12 pertandingan karena kerap dilanda cedera. Situasi ini mungkin tidak akan terjadi jika Pogba memilih bertahan di Inggris saat itu.
Pasalnya, Pogba memiliki kesempatan untuk pindah ke Manchester City dua tahun lalu. Manajer City, Pep Guardiola, juga telah memintanya bergabung ke Etihad Stadium.
Namun, Pogba mengalami trauma dengan kehidupannya di Manchester. Rumahnya sempat dirampok pada Maret 2022 dan dia juga terlibat dalam kasus pemerasan yang melibatkan kakaknya, Mathias, dan tiga temannya.
"Jujur, saya punya banyak masalah saat itu. Rumah saya sempat dirampok dan saya terlibat kasus pemerasan. Saya harus meninggalkan Manchester," kata Pogba kepada Daily Mail.
"Dengan semua masalah itu, saya tidak lagi ingin bertahan di Manchester. Pada akhirnya, saya meninggalkan United dengan tangan kosong."
Jika Pogba memilih untuk bergabung dengan Manchester City saat itu, kariernya mungkin akan lebih baik. Di bawah asuhan Guardiola, City dikenal sebagai tim yang mendominasi Liga Inggris dan berlaga secara kompetitif di Liga Champions.
Namun, Pogba kini harus menerima kenyataan bahwa keputusannya untuk meninggalkan Manchester United dan bergabung dengan Juventus ternyata salah. Dia masih berjuang dengan cedera dan kariernya berada di persimpangan jalan.
