Pendahuluan

Hasil imbang 2-2 antara Indonesia dan Bahrain dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 menimbulkan kegaduhan di kalangan penggemar sepak bola Tanah Air. Kontroversi seputar kepemimpinan wasit Ahmed Al Kaf memicu reaksi keras dari netizen Indonesia di media sosial.

Menanggapi hal tersebut, Federasi Sepakbola Bahrain (BFA) melayangkan permintaan kepada FIFA dan AFC untuk memindahkan pertandingan tandangnya ke Indonesia ke tempat netral. BFA khawatir akan keselamatan anggota timnas Bahrain jika pertandingan tetap digelar di Jakarta.

Respons PSSI

Ekso PSSI, Arya Sinulingga, langsung memberikan respons tegas terhadap permohonan BFA. Ia menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang aman dan akan menjamin kenyamanan dan keamanan bagi timnas Bahrain.

"Kita akan buat surat ke AFC, untuk menyatakan bahwa supaya adil laga tetap berjalan di Jakarta, karena sebelumnya juga pertandingan bergulir di Bahrain," ujar Arya.

"Kami akan menjamin keamanan dan kenyamanan bagi tamu kita seperti Bahrain. Karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang ramah terhadap tamu jadi kami pasti akan beri kenyamanan bagi mereka," tambahnya.

Arya juga menyinggung bahwa reaksi keras netizen Indonesia di media sosial tidak mewakili sikap masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

"Soal di sosmed, terkadang netizen Indonesia itu rame, tetapi sebenarnya mereka itu ramah. Sangat terkenal lah bangsa kita bangsa yang ramah. Kita sudah membuktikan itu di Piala Dunia U-17 dan terselenggara dengan baik," ungkapnya.

Insight dan Perspektif Baru

Permintaan BFA untuk venue netral menimbulkan pertanyaan tentang persepsi keamanan Indonesia di mata dunia internasional. Indonesia memiliki sejarah panjang dalam menyelenggarakan berbagai acara olahraga berskala besar, termasuk Piala Dunia U-17 pada tahun 2013.

Penyelenggaraan yang sukses dari acara-acara tersebut menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan bagi para tamu asing. Namun, reaksi keras netizen Indonesia di media sosial dapat merusak citra positif tersebut.

PSSI perlu mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengatasi masalah ini dan meyakinkan FIFA dan AFC bahwa Indonesia siap menjadi tuan rumah pertandingan internasional. Tindakan tegas terhadap netizen yang mengeluarkan pernyataan tidak pantas dan penguatan sistem keamanan di sekitar stadion harus menjadi prioritas.

Kesimpulan

Respons PSSI terhadap permohonan BFA untuk venue netral menunjukkan komitmen Indonesia untuk menjadi tuan rumah pertandingan sepak bola internasional yang aman dan nyaman. Namun, PSSI juga perlu mengatasi masalah reaksi keras netizen Indonesia di media sosial agar citra positif Indonesia di mata dunia tetap terjaga.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini