Kylian Mbappé, pemain sepak bola termahal di dunia, telah mengumumkan bahwa ia akan meninggalkan Paris Saint-Germain (PSG) pada akhir musim ini, ketika kontraknya habis. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, mengingat Mbappé adalah simbol dari ambisi dan prestasi PSG di kancah Eropa. Namun, apa yang mendorong Mbappé untuk mengambil langkah drastis ini? Dan apa dampaknya bagi PSG dan klub tujuan Mbappé, Real Madrid?

Mbappé adalah produk dari akademi sepak bola Monaco, yang berhasil menembus tim utama pada usia 16 tahun. Ia menjadi bintang muda yang bersinar di musim 2016/17, ketika ia membantu Monaco meraih gelar Ligue 1 dan mencapai semifinal Liga Champions. Prestasinya ini menarik perhatian PSG, yang saat itu sedang gencar-gencarnya membangun tim impian dengan dana tak terbatas dari pemiliknya, Qatar Sports Investments. Pada musim panas 2017, PSG berhasil mendapatkan Mbappé dengan status pinjaman dengan kewajiban membeli secara permanen pada tahun berikutnya dengan harga 180 juta euro, menjadikannya pemain termahal kedua di dunia setelah rekan setimnya, Neymar.

Sejak bergabung dengan PSG, Mbappé menjadi mesin gol yang tak terhentikan. Ia mencetak 201 gol dalam 228 penampilan di semua kompetisi, dan menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa klub pada usia 23 tahun. Ia juga memenangkan 14 trofi bersama PSG, termasuk empat gelar Ligue 1, tiga Piala Prancis, dan tiga Piala Liga. Ia juga menjadi pemain kunci bagi tim nasional Prancis, yang menjuarai Piala Dunia 2018 dan mencapai final Euro 2020.

Namun, di balik kesuksesan individu dan kolektifnya, Mbappé merasa tidak puas dengan situasi di PSG. Ia merasa bahwa Ligue 1 terlalu mudah dan tidak menantang bagi dirinya, dan ia ingin mencari tantangan baru di liga yang lebih kompetitif. Ia juga merasa bahwa PSG tidak serius dalam mengejar gelar Liga Champions, yang menjadi obsesi utama klub dan pemiliknya. Meskipun PSG berhasil mencapai final Liga Champions pada musim 2019/20 dan semifinal pada musim 2020/21, Mbappé merasa bahwa klub tidak memiliki mentalitas juara dan sering gagal di momen-momen krusial.

Mbappé juga merasa tidak nyaman dengan perlakuan istimewa yang diberikan kepada Neymar, yang sering mendapat kebebasan dan kelonggaran dari klub. Mbappé merasa bahwa ia adalah pemain terbaik di PSG, dan ia ingin mendapat penghargaan dan penghormatan yang setara dengan Neymar. Ia juga merasa bahwa PSG terlalu bergantung pada dirinya dan Neymar, dan tidak memiliki keseimbangan dan kerjasama tim yang baik.

Selain itu, Mbappé memiliki impian untuk bermain di Real Madrid, klub yang ia idolakan sejak kecil. Ia mengagumi sosok Zinedine Zidane, yang kini menjadi pelatih Madrid, dan ia ingin mengikuti jejaknya. Ia juga tertarik dengan proyek baru yang sedang dibangun oleh Madrid, yang berencana untuk merekrut pemain-pemain muda dan berbakat untuk membentuk generasi baru galácticos. Madrid sendiri sudah lama mengincar Mbappé, dan bersedia membayar mahal untuk mendapatkannya.

Mbappé sudah memberi sinyal bahwa ia ingin pindah ke Madrid sejak musim panas 2021, ketika ia menolak untuk memperpanjang kontraknya dengan PSG. Ia juga menolak tawaran-tawaran baru dari PSG, yang mencapai 36 juta euro per tahun, lebih tinggi dari gaji Neymar. Ia bahkan sempat menjadi target transfer Madrid pada akhir bursa transfer musim panas 2021, tetapi PSG menolak tawaran terakhir Madrid sebesar 200 juta euro.

Mbappé akhirnya memutuskan untuk mengumumkan keputusannya untuk meninggalkan PSG pada awal Maret 2024, setelah berbicara dengan pelatih Luis Enrique. Ia mengatakan bahwa ia ingin menghormati klub dan fans dengan memberi tahu mereka sejak awal, dan ia berharap bisa pergi dengan cara yang baik. Ia juga mengatakan bahwa ia sudah sepakat untuk bergabung dengan Madrid pada akhir musim ini, dengan status bebas transfer.

Keputusan Mbappé ini tentu saja mengecewakan PSG, yang berharap bisa mempertahankan bintangnya. PSG sudah berusaha keras untuk membangun tim yang mampu memenangkan Liga Champions, dengan mendatangkan pemain-pemain top seperti Lionel Messi, Sergio Ramos, Gianluigi Donnarumma, dan Georginio Wijnaldum. PSG juga berharap bahwa kehadiran Messi bisa membujuk Mbappé untuk bertahan, tetapi ternyata tidak berhasil.

PSG kini harus mencari pengganti Mbappé, yang tidak mudah ditemukan. PSG mungkin akan mencoba mendatangkan pemain-pemain seperti Erling Haaland, Harry Kane, atau Mohamed Salah, tetapi mereka harus bersaing dengan klub-klub lain yang juga menginginkan mereka. PSG juga harus memperbaiki hubungan mereka dengan fans, yang merasa dikhianati oleh Mbappé. Beberapa fans sudah menunjukkan kemarahan mereka dengan membakar jersey Mbappé dan membentangkan spanduk yang mengecamnya.

Sementara itu, Madrid tentu saja sangat senang dengan kedatangan Mbappé, yang dianggap sebagai transfer terbesar dalam sejarah klub. Madrid berharap bahwa Mbappé bisa menjadi pemimpin baru tim, dan membawa kembali kejayaan yang hilang sejak kepergian Cristiano Ronaldo. Madrid juga berharap bahwa Mbappé bisa beradaptasi dengan cepat dengan lingkungan dan gaya bermain di Spanyol, dan bisa menjalin kerjasama yang baik dengan pemain-pemain lain, terutama Karim Benzema, yang juga berasal dari Prancis.

Mbappé meninggalkan PSG dengan catatan yang luar biasa, tetapi juga dengan kontroversi yang besar. Ia menjadi salah satu pemain terbaik yang pernah memakai jersey PSG, tetapi juga menjadi salah satu pemain yang paling dibenci oleh fans PSG. Ia menutup era galácticos Paris, yang penuh dengan gemerlap dan glamor, tetapi juga penuh dengan frustrasi dan kegagalan. Ia membuka era baru di Madrid, yang penuh dengan harapan dan impian, tetapi juga penuh dengan tantangan dan tekanan. Mbappé adalah pemain yang luar biasa, tetapi juga pemain yang kontroversial.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini