Wasit merupakan komponen penting dalam sebuah pertandingan sepak bola. Keputusan mereka dapat sangat memengaruhi hasil pertandingan, dan konsistensinya menjadi kunci untuk menjaga keadilan dan integritas permainan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, teknologi Video Assistant Referee (VAR) telah memicu perdebatan sengit mengenai konsistensi dalam pengambilan keputusan.

Khususnya dalam pertandingan Serie A pekan kedelapan antara Lazio dan Juventus, keputusan wasit Juan Luca Sacchi menjadi sorotan. Lazio mempertanyakan konsistensi penggunaannya, dengan menunjuk pada potensi pelanggaran Juventus yang tidak diperiksa oleh VAR.

Direktur Lazio, Angelo Maria Fabiani, menyesalkan keputusan wasit yang dianggap tidak adil. Ia mencontohkan insiden Douglas Luiz yang "memukul" Patric di kotak penalti, tetapi tidak ditinjau oleh VAR. Di sisi lain, kartu merah yang diberikan kepada Alessio Romagnoli setelah tinjauan VAR dianggap berlebihan.

"Kami harus memberi selamat kepada para pemain kami karena telah menampilkan permainan yang luar biasa," kata Fabiani kepada Sky Sport Italia. "Namun yang kami sesalkan adalah bahwa seluruh dunia sepak bola telah meminta agar keputusan dibuat secara seragam."

Fabiani mempertanyakan konsistensi VAR, dengan menunjukkan bahwa pelanggaran keras yang diabaikan dalam satu pertandingan dapat dijatuhi hukuman di pertandingan lain. Hal ini menciptakan ketidakpastian dan rasa tidak adil bagi tim yang bersangkutan.

"Ada pukulan ke Patric dari Douglas Luiz, itu adalah pelanggaran keras dan harusnya kartu merah. Saya tak mengerti mengapa tak diberi sanksi. Kami merasa dipermainkan, kami bekerja sepanjang pekan kemudian merasa frustrasi dengan perilaku ini," lanjutnya.

Kontroversi VAR ini telah menjadi perbincangan hangat di antara penggemar dan pakar sepak bola. Beberapa pihak berpendapat bahwa teknologi tersebut justru memperburuk konsistensi, karena memberikan wasit terlalu banyak peluang untuk meninjau dan mengubah keputusan mereka. Sementara yang lain berpendapat bahwa VAR adalah alat yang diperlukan untuk menegakkan keadilan dan mengurangi kesalahan.

Namun, jelas bahwa konsistensi dalam penggunaan VAR sangat penting untuk menjaga integritas sepak bola. Tanpa konsistensi, tim akan merasa dirugikan dan permainan itu sendiri akan kehilangan kredibilitasnya. Organisasi sepak bola, termasuk FIFA dan UEFA, perlu terus berupaya meningkatkan pedoman VAR dan melatih wasit untuk menerapkannya secara adil dan konsisten di semua pertandingan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini