Dunia sepakbola dihebohkan dengan wawancara terbaru Rasmus Hojlund, pemain yang baru saja bergabung dengan Manchester United pada musim panas lalu. Hojlund, yang telah mencetak 13 gol dari 30 pertandingan, menjadi sorotan setelah melayani wawancara dengan United Stand, sebuah akun fanbase Manchester United di media sosial.
Akun yang dikelola oleh Youtuber Mark Goldbridge ini mendapat kecaman karena sering kali memberikan kritik pedas terhadap pemain dan klub. Keputusan Hojlund untuk diwawancara oleh United Stand pun menimbulkan ketidakpuasan di antara rekan satu timnya, mengingat akun tersebut memiliki banyak ‘haters’.
Situasi menjadi semakin tegang ketika ancaman pembunuhan dilayangkan kepada individu di balik akun United Stand. Media sosial pun dipenuhi dengan informasi yang membahayakan keselamatan staf dan lokasi kantor United Stand. Hal ini memaksa polisi Greater Manchester untuk turun tangan demi menghindari insiden yang tidak diinginkan.
Menurut pernyataan kepolisian, "Petugas telah berbicara dengan korban, dan informasi yang relevan telah disampaikan kepada polisi. Penyelidikan sedang berlangsung pada tahap ini."
Mark Goldbridge, yang sebenarnya bernama Brent Di Cesare, menyatakan bahwa serangan kali ini sangat mengejutkan. Meskipun sudah terbiasa dengan ancaman, serangan terhadap staf mereka di akhir pekan sangat disayangkan.
United Stand, sebagai saluran penggemar MU yang paling banyak ditonton, memiliki 1,83 juta pengikut di YouTube dan 2,3 juta pengikut di platform lain. Manchester United sendiri telah mengakui reputasi akun fanbase tersebut dan sering memberikan izin kepada pemainnya untuk diwawancara oleh United Stand, termasuk Rasmus Hojlund.
Insiden ini menunjukkan sisi gelap dari gairah yang dibawa oleh sepakbola, di mana dukungan dapat berubah menjadi ancaman serius. Ini juga menyoroti pentingnya keamanan online dan tanggung jawab media sosial dalam melindungi individu dari serangan yang berpotensi membahayakan.
