Musim 2022-23 menjadi periode yang menantang bagi Liverpool, klub yang sebelumnya dikenal dengan prestasi tingginya di sepak bola Inggris dan Eropa. Setelah hampir meraih quadruple pada musim sebelumnya, Liverpool menghadapi serangkaian hasil yang mengecewakan, yang menandai penurunan performa mereka di saat yang krusial.
Penyebab Penurunan
Penurunan performa Liverpool dapat ditelusuri ke beberapa faktor kunci. Pertama, kekalahan mereka di final Liga Champions melawan Real Madrid pada Mei 2022 tampaknya memberikan dampak psikologis yang berkelanjutan. Selain itu, kepergian Sadio Mané ke Bayern Munich, meskipun teorinya digantikan oleh Darwin Núñez dari Benfica, meninggalkan lubang dalam formasi serangan tim.
Performa di Liga Premier
Di Liga Premier, Liverpool mengalami kesulitan, terutama dalam pertandingan tandang. Mereka hanya memenangkan enam dari 19 pertandingan tandang, sebuah penurunan yang signifikan dibandingkan dengan hanya dua kekalahan dari 38 pertandingan liga pada musim 2021-22. Kekalahan ini mencerminkan inkonsistensi yang tidak biasa bagi tim yang sebelumnya dikenal dengan ketangguhan mereka.
Dampak pada Posisi Liga
Akibat penurunan ini, Liverpool menghadapi risiko tidak lolos ke empat besar, yang akan berdampak pada kualifikasi mereka untuk kompetisi Eropa di musim berikutnya. Ini merupakan situasi yang tidak diinginkan, mengingat standar tinggi yang telah mereka tetapkan dalam beberapa tahun terakhir.
Langkah Berikutnya
Untuk kembali ke puncak, Liverpool perlu mengevaluasi strategi dan komposisi pemain mereka. Jürgen Klopp, sang manajer, mungkin perlu mempertimbangkan perubahan taktik atau pembelian pemain baru untuk mengatasi masalah yang ada dan memulihkan kepercayaan tim.
Liverpool telah membuktikan kemampuan mereka untuk bangkit dari masa-masa sulit sebelumnya. Namun, dengan persaingan yang semakin ketat di sepak bola modern, mereka harus bertindak cepat untuk memastikan bahwa penurunan ini hanya sementara dan bukan awal dari tren menurun yang berkelanjutan.
